Mengapa Film horror Jatuh Cinta Dengan Banyuwangi?
- reelinsiderindones
- Mar 4
- 3 min read

Genre film horor di Indonesia cukup merajai pasar industri sinema selama bertahun-tahun. Ketertarikan masyarakat terhadap cerita mistis, selalu diwujudkan dengan kehadiran film horor di bioskop dan platform digital setiap tahunnya. Dengan latar cerita yang beragam, film horor selalu memiliki daya tariknya tersendiri.
Produksi film horor Indonesia secara umum tidak lepas dari unsur budaya lokal yang ditampilkan dari berbagai sisi, seperti kisah spiritual, legenda, hingga pengalaman langsung masyarakat. Detail penting seperti lokasi juga memegang peran penting dalam eksekusi cerita. Salah satu lokasi yang dianggap mistis dan sering dijadikan lokasi syuting film horor adalah kota Banyuwangi, Jawa Timur.
Terdapat beberapa film yang mengambil lokasi syuting di Banyuwangi di antaranya adalah Kafir: Bersekutu dengan Setan, Lemah Santet Banyuwangi, Perempuan Tanah Jahanam, Petualangan Anak Penangkap Hantu, dan Sorop. Selain itu, lokasi Desa Penari Banyuwangi juga semakin disorot setelah rilisnya film KKN di Desa Penari pada tahun 2022. Hal ini menyoroti bagaimana Banyuwangi menyimpan cerita yang kuat, hingga membuat film horor jatuh cinta dengan Banyuwangi.
Sejarah Banyuwangi
Pada zaman dahulu, daerah paling timur Pulau Jawa dipimpin oleh seorang raja bernama Prabu Sulahkromo. Ia dibantu oleh Patih Sidopekso yang mempunyai istri bernama Sri Tanjung. Karena keindahan paras Sri Tanjung, Prabu Sulahkromo menaruh hati padanya. Prabu Sulahkromo mulai berpikir licik demi mendapatkan hati Sri Tanjung, yaitu dengan cara memberikan tugas berat kepada Patih Sidopekso yang membuat ia harus pergi meninggalkan istrinya. Kepergian Patih Sidopekso dalam menjalankan tugasnya, membawa Prabu Sulahkromo melancarkan aksi liciknya kepada Sri Tanjung, dengan mencoba merayunya.
Saat Patih Sidopekso kembali, sang raja mengarang cerita untuk mencemarkan nama baik Sri Tanjung. Patih Sidopekso yang kalap kemudian menghabisi nyawa Sri Tanjung. Sebelum meregang nyawa, Sri Tanjung memohon agar jasadnya dilempar ke sungai yang keruh. Ketika darahnya membuat air sungai berbau busuk, maka ia berdosa, namun bila udara sungai berbau harum, maka ia tak bersalah. Seusai dibunuh, jasad Sri Tanjung dilempar ke sungai dan sungai yang keruh itu perlahan-lahan berubah menjadi jernih serta menyebarkan aroma wangi. Patih Sidopekso yang terperanjat kemudian berteriak "Banyu..... ... wangi............. Banyu wangi…..”.
Selain itu, tanggal 18 Desember 1771 merupakan peristiwa sejarah penting yang diangkat sebagai hari jadi Banyuwangi. Peristiwa puncak perang Puputan Bayu tersebut didahului oleh penyerangan pejuang Blambangan di bawah pimpinan Pangeran Puger (putra Wong Agung Wilis) ke benteng VOC pada tahun 1768, namun sayangnya peristiwa tersebut tidak tercatat secara lengkap. Asal mula banyuwangi terhubung erat dengan kejayaan Blambangan dan pengaruh kekuasaan VOC, mengingat tempat yang akhirnya menyandang nama banyuwangi menjadi sebab langsung dari perang Puputan Bayu.
Kisah Mistis Banyuwangi
1. Alas Purwo
Banyak orang beranggapan bahwa tempat ini merupakan hunian bangsa jin. Banyak cerita dari masyarakat yang mengatakan bahwa hawa dan suasana tempat ini terasa mistis, hingga mengalami kejadian aneh seperti dipanggil oleh makhluk tak kasat mata. Terdapat juga mitos tentang keris peninggalan kerajaan Majapahit yang mengundang sebagian orang untuk bertapa. Hal lain juga dikaitkan adalah sebutan Banyuwangi sebagai kota santet.
2. Rowo Bayu
Kisah mistis tentang penampakan siluman buaya putih yang merupakan jelmaan seorang putri di Rowo Bayu, cukup populer di kalangan warga lokal. Hal tersebut diungkapkan oleh beberapa pengunjung yang datang.
3. Tempat Nyi Roro Kidul
Sebagian masyarakat juga percaya atas kehadiran sosok Nyi Roro Kidul yang seringkali bersinggah di wilayah sekitar Banyuwangi.
Faktanya, Banyuwangi memang terkenal indah akan destinasi magis seperti Alas Purwo dan Desa Penari. Keindahan Alas Purwo juga menjadi ikon yang cocok, ketika teringat tempat untuk syuting di hutan Jawa. Keindahan alam dan kisah mistis Banyuwangi yang menyangkut budaya dan legenda lokal, menjadi kesatuan yang padu untuk disaksikan di layar lebar.
Comments