top of page

Medan Perang di Perbatasan: Lasjkar di Tapal Batas dan Jejak Perjuangan di Kalimantan

Updated: Feb 18



Film “Lasjkar di Tapal Batas” yang dirilis pada tahun 2016 mengangkat kisah perjuangan pemuda Indonesia di perbatasan Kalimantan selama masa penjajahan Belanda. Disutradarai oleh Bayu Prayogo dan diproduksi oleh Bidar Batavia Group serta IVU Films, film ini menawarkan perspektif mendalam tentang konflik perbatasan Indonesia-Malaysia melalui lensa sejarah dan sinematografi yang kuat.

Cerita berfokus pada Tidjan, seorang pemuda yang sejak kecil menaruh kebencian terhadap penjajah Belanda. Setelah beberapa kali melakukan perlawanan bersama sahabat-sahabatnya, Tidjan akhirnya bergabung dengan sebuah lasjkar untuk melawan penjajah di perbatasan Kalimantan. Melalui perjalanan ini, penonton diajak menyelami semangat juang dan pengorbanan para pejuang muda dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.

Secara teknis, film ini berhasil menggambarkan suasana perbatasan Kalimantan dengan detail yang autentik. Pengambilan gambar di lokasi-lokasi yang mendekati kondisi sebenarnya menambah keaslian cerita. Selain itu, penggunaan dialek dan budaya lokal turut memperkaya narasi, memberikan penonton pengalaman yang lebih mendalam tentang kehidupan di perbatasan pada masa itu.

Namun, film ini tidak luput dari kritik. Beberapa penonton menyoroti alur cerita yang dianggap berjalan lambat dan pengembangan karakter yang kurang mendalam. Meskipun demikian, sebagai film independen pertama yang diangkat ke layar lebar dengan tema perjuangan di perbatasan, “Lasjkar di Tapal Batas” tetap mendapatkan apresiasi atas usahanya menghadirkan kisah sejarah yang jarang diangkat.

Konflik perbatasan antara Indonesia dan Malaysia memiliki akar sejarah yang panjang, dimulai sejak masa kolonial ketika Belanda dan Inggris membagi wilayah di Asia Tenggara melalui Perjanjian London tahun 1824. Perjanjian ini menetapkan batas pengaruh antara Belanda dan Inggris, dengan Belanda menguasai Nusantara dan Inggris menguasai Malaya serta Singapura. Namun, batas-batas ini tidak ditentukan secara rinci, terutama di beberapa wilayah darat dan laut, sehingga setelah Indonesia dan Malaysia merdeka, perbedaan tafsir terhadap batas warisan kolonial ini memicu berbagai sengketa. Salah satu sengketa terkenal adalah kasus Blok Ambalat, yang muncul akibat perbedaan persepsi mengenai batas wilayah laut antara Indonesia dan Malaysia.

Secara keseluruhan, “Lasjkar di Tapal Batas” menawarkan pandangan yang berharga tentang perjuangan di wilayah perbatasan Kalimantan. Film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi penonton tentang sejarah konflik perbatasan Indonesia-Malaysia. Bagi pecinta sejarah dan penikmat film nasional, karya ini layak untuk disaksikan dan diapresiasi. Bagi yang ingin menonton, “Lasjkar di Tapal Batas” dapat disaksikan melalui platform YouTube.

 
 
 

Comments


  • @reelinsiderindonesia
  • @reeledupark
  • Reel Talk +62

© 2025 reelinsidermedia.com

bottom of page