top of page

Lanskap Sumba: Keindahan dan Kekerasan dalam Budaya dalam “Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak”


“Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak” (2017) bukan hanya menampilkan kisah seorang perempuan yang melawan ketidakadilan, tetapi juga menjadikan lanskap Sumba sebagai elemen penting dalam membangun suasana dan makna film. Disutradarai oleh Mouly Surya, film ini memanfaatkan keindahan alam Sumba dengan padang savana luas, perbukitan tandus, dan desa adat yang khas untuk memperkuat nuansa keterasingan, patriarki, dan perjuangan perempuan.

Film ini mengikuti perjalanan Marlina (Marsha Timothy), seorang janda yang hidup sendirian di rumah terpencil. Suatu hari, sekelompok perampok datang untuk mengambil harta dan kehormatannya. Marlina melawan dengan cara yang tak terduga: ia membunuh pemimpin mereka dan membawa kepalanya dalam perjalanan ke kantor polisi. Sepanjang perjalanan, lanskap Sumba tidak hanya menjadi latar belakang, tetapi juga mencerminkan emosi dan perjuangan Marlina menghadapi dunia yang keras.

Salah satu lokasi ikonik dalam film ini adalah Bukit Tanarara, yang terkenal dengan hamparan savana luas dan langit biru yang seakan tak berujung. Lanskap ini memperkuat kesan keterasingan dan kesepian Marlina dalam perjalanannya. Ada pula Kampung Adat Praiyawang, dengan rumah adat beratap tinggi yang mencerminkan budaya patriarki yang masih mengakar di daerah tersebut. Sementara itu, Pantai Walakiri, dengan pohon bakaunya yang khas, menjadi tempat refleksi Marlina dalam mencari kebebasan dan harapan baru.

Lanskap Sumba tidak hanya memperkaya aspek visual, tetapi juga berfungsi sebagai metafora atas perjuangan Marlina. Keindahan yang ditampilkan dalam film ini berkontras dengan kekerasan dan ketidakadilan yang dihadapi oleh perempuan dalam budaya patriarki. Alam yang luas dan sepi menjadi simbol ketidakberdayaan, tetapi di saat yang sama juga melambangkan ketahanan dan kekuatan.

Sejak dirilis, “Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak” mendapat banyak pujian di festival internasional. Film ini tidak hanya mengangkat isu sosial, tetapi juga memperkenalkan Sumba sebagai lokasi yang unik dan kaya makna dalam perfilman Indonesia.

Salah satu kutipan dalam film yang menggambarkan tekad Marlina adalah:

         “Kau boleh ambil segalanya, tapi jangan kehormatanku.”

Bagi yang ingin menyaksikan keindahan lanskap Sumba dalam film ini, “Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak” dapat ditonton di Netflix.



 
 
 

Comments


  • @reelinsiderindonesia
  • @reeledupark
  • Reel Talk +62

© 2025 reelinsidermedia.com

bottom of page