Dibalik Proyek Mangkrak yang Jadi Icon Film Pengabdi Setan 2
- reelinsiderindones
- Feb 6
- 3 min read

Film horor Indonesia Pengabdi Setan 2: Communion yang disutradarai oleh Joko Anwar mengambil lokasi syuting utama di sebuah rumah susun (rusun) yang telah lama terbengkalai. Rusun tersebut terletak di kawasan Bintara Jaya, perbatasan antara Jakarta Timur dan Bekasi. Berhasil menjadi elemen dan karakter kuat dalam menambah ketegangan cerita film. Kondisi rusun yang terlihat mencekam dari koridor panjang dan pencahayaan remang, menambah kesan lembab dan dingin dari bangunan yang sudah usang itu.
Lokasi syuting yang diambil di Kalimalang Residence, Bekasi Barat, Jawa Barat ini berhasil menjadi elemen dan karakter kuat dalam menambah ketegangan cerita film. Kondisi rusun yang terlihat mencekam dari koridor panjang dan pencahayaan remang, menambah kesan lembab dan dingin dari bangunan yang sudah usang itu dengan koridor panjang, pencahayaan remang, dan bangunan yang terasa dingin serta usang. Film yang menceritakan tentang Rini (Tara Basro) dan keluarganya pindah ke sana setelah kejadian tragis di rumah lama mereka, berharap bisa menjalani hidup lebih tenang. Namun, ruang terbatas dan dinding tipis kembali membuka terror untuk menghantui mereka. Suara-suara aneh dari unit lain, penghuni yang penuh rahasia, serta lorong-lorong yang seakan menyimpan sesuatu membuat rumah susun ini bukan sekadar tempat tinggal—melainkan jebakan yang mengungkap misteri kelam sekte iblis. Dengan latar yang begitu nyata dan dekat dengan kehidupan masyarakat, film ini sukses membawa ketakutan ke ruang yang lebih personal seakan ikut terjebak dan sulit untuk melarikan diri.
Rusun ini didirikan pada tahun 2007 sebagai bagian dari program 1.000 tower di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dengan tujuan menyediakan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Namun, pembangunan rusun ini terhenti di tahun 2008 dan akhirnya terbengkalai selama 15 tahun. Saat ini, area di sekitar rusun dimanfaatkan sebagai lahan parkir bagi pengunjung Pasar Sumber Artha.
Sebelum memilih rusun ini sebagai lokasi syuting, Joko Anwar dan timnya menghabiskan waktu empat bulan mencari lokasi yang tepat dari Jakarta hingga Bandung. Setelah tidak menemukan lokasi yang sesuai, Joko Anwar meminta saran dari netizen. Salah satu netizen bernama Gabriella di aplikasi X merekomendasikan rusun terbengkalai kosong selama 15 tahun tersebut, yang kemudian dipilih sebagai lokasi syuting utama. Sebagai bentuk apresiasi, nama netizen tersebut dicantumkan dalam kredit film.
Dalam podcast "HAHAHA TV" bersama Ernest Prakasa, Joko Anwar mengungkapkan bahwa pemilihan rumah susun sebagai lokasi syuting "Pengabdi Setan 2: Communion" bertujuan untuk menghadirkan suasana yang autentik dan mendukung narasi film serta memberikan karakter kuat yang diinginkan. Joko Anwar menekankan bahwa lokasi syuting bukan hanya sebagai latar, tetapi juga sebagai elemen karakter dalam cerita.
Selama proses syuting, terdapat satu area yang tidak digunakan, yaitu lantai 7. Penjaga rusun memperingatkan tim produksi untuk tidak menggunakan lantai tersebut. Meskipun awalnya peringatan ini diabaikan oleh salah satu kru, akhirnya terjadi insiden yang membuat tim produksi memutuskan untuk tidak melanjutkan aktivitas di lantai tersebut.
Tara Basro, pemeran utama dalam film ini, mengungkapkan pengalamannya saat pertama kali tiba di lokasi syuting. Ia mengaku terkejut dengan suasana mencekam yang dirasakan di setiap sudut rusun tersebut. Namun, hal ini justru memotivasinya untuk lebih mendalami perannya dan mengeksplorasi lokasi syuting.
Setelah film Pengabdi Setan 2: Communion dirilis, rusun ini menjadi daya tarik bagi masyarakat yang penasaran dengan lokasi syutingnya. Banyak pengunjung yang datang untuk melihat langsung suasana rusun yang ditampilkan dalam film. Namun, akses ke beberapa area dibatasi demi keamanan pengunjung.
Pemilihan rusun terbengkalai sebagai lokasi syuting berhasil memberikan nuansa autentik dan menambah kesan horor dalam film Pengabdi Setan 2: Communion. Kombinasi antara cerita yang kuat dan lokasi yang mendukung menjadikan film ini sukses menarik perhatian penonton Indonesia.
Comentarios